STATISTIK MAXWEL-BOLTZMANN
A.
Teori Statistik
Maxell-Boltzmann
Statistika
Maxwell-Boltzmann sering digambarkan sebagai statistika bagi partikel klasik
yang “terbedakan”. Sistem partikel klasik terbedakan merupakan sistem partikel
yang konfigurasinya berbeda ketika dua atau lebih partikel dipertukarkan.
Dengan kata lain, konfigurasi partikel A di dalam keadaan 1 dan partikel B di
dalam keadaan 2 berbeda dengan konfigurasi ketika partikel B berada dalam
keadaan 1 sedangkan partikel A dalam keadaan 2. Ketika gagasan di atas
diimplementasikan akan dihasilkan distribusi (Boltzmann) biasa bagi partikel
dalam berbagai tingkat energi. Fungsi distribusi ini menghasilkan hasil yang
kurang fisis untuk entropi, sebagaimana ditunjukkan dalam “paradoks Gibbs”.
Namun, masalah itu tidak muncul pada peninjauan statistik ketika semua partikel
dianggap tak terbedakan.
Pada statistik statistik Maxwell-Boltzmann
dipandang enam dimensi dari pergerakan molekul, yakni tiga dimensi kedudukan
dan tiga dimensi kecepatan. Ruang enam dimensi seperti yang dimaksudkan ini
disebut ruang fasa. Selanjutnya ruang fasa ini masih dibagi lagi ke dalam volume
kecil enam dimensi yang disebut sel. Molekul terbagi ke dalam sel ini dan
terjadilah secara individu disebut status makro dari sistem sedangkan penentuan
molekul tertentu (secara individu) dalam tiap status makro disebut status mikro
dari sistem.
B.
Distribusi
Maxwel-Boltzmann
Distribusi Maxwell-Boltzmann menggambarkan
kecepatan partikel dalam gas, di mana partikel tidak terus-menerus berinteraksi
satu sama lain, tetapi bergerak bebas antara tabrakan pendek. Ini menggambarkan
kemungkinan kecepatan partikel (besarnya vektor kecepatannya) yang dekat dengan
nilai yang diberikan sebagai fungsi dari suhu dari sistem, massa partikel, dan
bahwa nilai kecepatan. Distribusi probabilitas ini dikemukakan pertama kali
oleh James Clerk Maxwell dan Ludwig Boltzmann.
Distribusi Maxwell-Boltzmann biasanya
dianggap sebagai distribusi kecepatan molekul, tetapi juga dapat merujuk kepada
distribusi untuk kecepatan, momentum, dan besarnya momentum molekul, yang
masing-masing akan memiliki fungsi probabilitas distribusi yang berbeda, semua
dari yang terkait. Kecuali dinyatakan lain, artikel ini akan menggunakan
"distribusi Maxwell-Boltzmann" untuk merujuk pada distribusi
kecepatan. Distribusi ini dapat dianggap sebagai besaran vektor 3-dimensi yang
komponennya adalah independen dan terdistribusi normal dengan mean 0 dan
standar deviasi a. Jika Xi didistribusikan sebagai , maka didistribusikan
sebagai distribusi Maxwell-Boltzmann dengan parameter a. Selain parameter
skala, distribusi identik dengan distribusi chi dengan 3 derajat kebebasan.
Turunan asli oleh Maxwell diasumsikan bahwa
ketiga arah akan memikiki perilaku yang sama, tetapi turunan selanjutnya yang
dikembangkan oleh Boltzmann mematahkan asumsi ini dengan teori kinetik.
Distribusi Maxwell-Boltzmann (untuk energi) sebagian besar dapat langsung
diturunkan dari distribusi Boltzmann untuk energi (lihat juga statistik
Maxwell-Boltzmann dari mekanika statistik)
dimana:
- i adalah microstate (menunjukkan satu konfigurasi partikel dalam keadaan kuantum - lihat fungsi partisi).
- Ei adalah tingkat energi dari microstate i.
- T adalah temperatur kesetimbangan sistem.
- gi adalah faktor degenerasi, atau jumlah dari microstates yang mengalami degenerasi yang memiliki tingkat energi yang sama
- k adalah konstanta Boltzmann.
- Ni adalah jumlah molekul pada suhu kesetimbangan T, dalam keadaan i yang memiliki energi E i dan degenerasi gi.
- N adalah jumlah total molekul dalam sistem.
Ingat bahwa kadang-kadang persamaan di atas ditulis tanpa
faktor degenerasi gi. Dalam hal ini i akan menentukan
keadaan masing-masing, bukan satu set keadaan gi yang
memiliki energi Ei yang sama. Karena vektor kecepatan dan
kecepatan berkaitan dengan energi, maka persamaan 1 dapat digunakan untuk
menurunkan hubungan antara suhu dan kecepatan molekul dalam gas. Penyebut dalam
persamaan ini dikenal sebagai fungsi partisi kanonik.
C.
Ruang Fase
Ruang fasa adalah ruang
yang dibentuk oleh ruang spasial dan ruang momentum atau ruang spasial dan
ruang kecepatan. Kita perlu memahami ruang fasa karena sebenarnya keadaan
system statistik yang telah dan akan kita bahas adalah keadaan system tersebut
dalam ruang fasa. Misalkan kita memiliki sebuah partikel.
Posisi partikel dapat diterangkan dengan lengkap oleh tiga koordinat ruang,
yaitu x, y, dan z . Tetapi posisi saja tidak lengkap mendeskripsikan dinamika
partikel. Kita juga memerlukan informasi tentang kecepatan partikel tersebut.
Kecepatan partikel dapat didefinisikan dengan lengkap oleh tiga koordinat
kecepatan, yaitu vx, vy, dan vz . Dengan
demikian, dinamika sebuah partikel dapat dijelaskan secara lengkap oleh enam
buah koordinat, yaitu tiga koordinat ruang: x, y, dan z, serta
tiga koordinat kecepatan: vx, vy , dan vz . Kita
dapat menggabungkan nenam koordinat tersebut dalam satu ungkapan, yaitu :
(x,y,z, vx, vy , vz ).
Karena momentum
merupakan perkalian massa dan kecepatan, yaitu P = mv maka alternatif lain untuk mendeskripsikan dinamikan
partikel secara lengkap adalah memberikan tiga koordinat spasial dan tiga
koordinat momentum. Dalam deskripsi ini, dinamika partikel dapat dijelaskan
dengan lengkap jika tiga koordinat spasial dan tiga koordinat momentum dapat
ditentukan. Keenam koordinat tersebut digabung dalam satu ungkapan (x,y,z, Px,
Py , Pz)